Ayo, Bermain Rubik!
07.42 | Author: viksi cycle
Apa yang terlintas dalam pikiran anda sejenak ketika berbicara tentang rubik’s cube atau sebut saja rubik? Sebagai permulaan, pastilah ada beberapa orang yang bertanya dalam hatinya: hal, benda, atau ilmu macam apa itu rubik? Bagi mereka yang belum tahu apa itu rubik, seketika mereka tahu tentang rubik, secara psikologis, ada yang hanya ingin sekedar tahu, dan beberapa ingin tahu lebih dalam. Rasa ingin tahu memang menjadi pemicu seseorang untuk menapaki lebih jauh perihal atau ilmu tentang rubik.




Secara sederhana, rubik’s cube atau rubik merupakan suatu jenis permainan. Bentuk rubik bervariasi, mulai dari rubik kubus, kubus tanpa poros, bola, dan heksagonal. Namun, diantara sekian jenis rubik itu, rubik kubus, khususnya kubus dengan dimensi 3 x 3 lebih memperoleh ketenaran tersendiri dalam pandangan publik. Bagi mereka yang sudah tahu sedikit tentang rubik, beberapa hanya berpikir tentang bentuk 3 x 3 yang eksis dalam dunia rubik. Lebih lanjut, bagi mereka yang memiliki rasa keingintahuan yang besar, pastilah mereka ingin memahami cara permainannya. Kemenangan dalam permainan ini secara mendasar diraih ketika anda berhasil menyusun 6 warna pada tiap sisi kubus (rubik) menjadi sama.

Sejarah rubik

Dari negara manakah rubik berasal? Mulanya, saya mengira jepanglah pencetus mainan kreatif ini. Namun, penerawangan saya kurang tepat. Walaupun banyak orang Jepang, khususnya anak-anak, bermain rubik, sejatinya Rubik’s Cube secara resmi lahir pada tahun 1974 di Budapest, ibukota Hungaria. Mengacu pada penafsiran Alfredo Fernando tentang definisi rubik’s cube bahwa rubik adalah suatu permainan, rubik terlahir bukan secara biologis melainkan melalui suatu penemuan dan penelitian yang jenius dari seorang dosen bernama Erno Rubik.



Walaupun tahun 1974 menjadi ajang peresmian rubik, proses-proses yang mengarah ke penemuan dimulai beberapa tahun sebelumnya. Pada waktu itu, Erno Rubik adalah seorang dosen di Departemen Desain Interior di Akademi Seni Terapan dan Kerajinan di Budapest. Beliau memiliki minat dalam geometri, dalam studi tentang bentuk-bentuk 3D, dalam konstruksi dan dalam mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang tersembunyi kombinasi bentuk dan bahan, bukan hanya secara teori, tapi juga dalam praktiknya.

Dalam perjalanannya, Erno Rubik lebih suka mengkomunikasikan ide-idenya dengan menggunakan model nyata, terbuat dari kertas, kardus, kayu atau plastik, dan menantang murid-muridnya untuk melakukan percobaan dengan memanipulasi bahan yang dibangun secara jelas dan mudah diinterpretasikan sebagai suatu bentuk. Itu adalah kesadaran bahwa unsur-unsur paling sederhana sekalipun, jika secara cerdik dan kreatif digunakan dan dimanipulasi, akan menghasilkan berbagai bentuk yang bermanfaat. Kesadaran inilah yang menjadi cikal bakal kelahiran rubik’s cube.

Pada 1978, tanpa promosi atau publikasi, rubik mulai perlahan-lahan digemari kalangan remaja dan pemuda.Melalui penyampaian lisan, dari mulut ke mulut, berita tentang rubik menyebar luas, dan pada awal tahun 1979, terdapat berbagai kelompok antusias penggemar rubik di berbagai wilayah Hungaria.

Pengaruh dan manfaat rubik

Tantangan untuk berusaha menguasai permainan ini, yakni untuk dapat mengembalikan seluruh enam sisi kubus menjadi warna aslinya, tampaknya memiliki efek hipnotis pada beragam individu yang luar biasa tanpa mengenal batasan umur, pekerjaan, kekayaan dan kedudukan sosial. Namun, adalah anak muda, anak sekolah dan mahasiswa, yang berada di barisan terdepan dalam membuat gerakan besar-besaran perkembangan rubik yang melanda dunia. Mereka adalah orang-orang yang terbukti paling ahli dalam memecahkan teka-teki, membentuk klub rubik’s cube, mengatur tata cara kompetisi rubik, dan yang terpenting adalah bahwa mereka rela menderita sakit pergelangan tangan untuk bermain rubik terus-menerus selama berjam-jam dan bahkan berhari-hari dengan sebuah teka-teki tiga dimensi nan misterius itu.



Selain pengaruh secara mendunia, rubik’s juga memiliki pengaruh dalam hal paradigma. Dalam masyarakat modern, aktor permainan rubik akan dianggap sebagai seorang jenius apabila dapat menyelesaikan permainan itu. Apalagi, jika sang pemain mampu meyelesaikan rubik dalam waktu sangat singkat. Sebagai teladan (contoh yang baik), Erik Akkersdiijk, seorang berkebangsaan belanda, mampu menyelesaikan suatu rubik 3×3 teracak hanya dalam waktu 7,08 detik. Lantas, paradigma yang muncul adalah bahwa ia seorang jenius, lalu pada akhirnya beberapa orang mulai terpatri pemikirannya bahwa rubik’s cube merupakan permainan yang jenius.

Memang, secara biologis, permainan rubik dapat dirasakan manfaatnya. Pertama, melatih saraf sensorik, ketika anda belajar mengenali warna dan pola dari bentuk 3D rubik. Kemudian, saraf motorik juga akan terlatih, karena koordinasi jari-jari tangan dalam bermain, terutama dalam melakukan speedcubing (bermain dengan kecepatan tinggi). Lebih jauh, rubik’s cube akan melatih daya ingat ketika si pemain melakukan memorisasi pola-pola tertentu untuk menyelesaikan rubik yang teracak. Dan, terakhir, permainan ini akan melatih logika geometri atau susun bangun dalam kerangka otak pemain rubik.

Melalui tulisan ini, saya sama sekali tidak mengharapkan pembaca sekalian untuk membeli rubik dan kemudian memprioritaskan rubik dalam 24 jam hidup anda tiap harinya. Terlalu hiperbola rasanya pernyataan tersebut. Namun, terkilas dalam bayangan saya, alangkah berfaedahnya permainan simpel dan praktis ini digunakan dalam mengisi waktu luang anda, khususnya untuk anak-anak.

Sunggu ironis jika melihat anak-anak abad XXI di Indonesia mengisi waktu luang mereka dengan menonton sinetron yang kurang - bahkan cenderung tidak - mendidik dan bermanfaat. Dengan mempertimbangkan berbagai manfaat permainan rubik dan ajakan persuasif saya yang tersirat dalam judul tulisan ini, saya rasa permainan ini juga akan sangat bermanfaat bagi orang tua yang ingin membelikan mainan untuk sang buah hati. Jika sebagian besar anak Indonesia memainkan rubik, bukan tidak mungkin, tingkat kecerdasan anak Indonesia pun akan meningkat.

credit : http://hiburan.kompasiana.com/2010/01/24/ayo-bermain-rubik/
Bugatti Engine Modification
15.47 | Author: viksi cycle

Creating Engine

Bugatti did two things to create a compact machine capable of producing 1,000 hp. The first and most obvious is turbocharging.
Bugatti Veyron

The Bugatti Veyron's 16-cylinder engine giant that produces 1001 horsepower for a top speed of more than 250 mph. And it is the passenger car.

If you've read How Turbochargers Work, you know that one easy way to create more powerful machines without making bigger engine is the way things are more air into the cylinder on each intake stroke. Turbochargers do that. A turbo pressurizes the incoming air into the cylinder so the cylinder can hold more air.

If your goods twice as much air in each cylinder, you can burn twice as much gasoline. In fact, it was not quite perfect ratio like that, but you get the idea. The Bugatti uses a maximum turbo boost of 18 PSI to double the power output of the engine.

Therefore, Bugatti turbocharging allows for the cut size from 16-liter engine returned to a more manageable 8 liters.

To produce a lot of air pressure, the Bugatti requires four separate turbochargers arranged around the engine.

To maintain a high RPM redline, and to reduce the lag time when you press the gas pedal, is to double the number of cylinders. The Bugatti has a very rare 16-cylinder.

There are two easy ways to make a 16-cylinder engine.

* One way is to put two V-8 engines in-line with one another. Then you connect the output shaft of the two V-8 together.
* After that put the two 8-cylinder line beside each other.

This last technique, in fact, is the first way to create 16-cylinder Bugatti cars in the early 20th century

For the Veyron, Bugatti choose a more challenging path. Essentially, Bugatti merged two V-8 engine into one another, and then let them both the same crankshaft. This configuration creates W-16 engine found in the Veyron
Price Ferarri 458 Modification Design
15.46 | Author: viksi cycle

Two-seat sports car Ferrari F430, which was introduced five years ago, will soon be retired and replaced by Italian Ferrari 458. has a large ratio of energy but with a more fuel efficient.

Ferrari 458 Italy, like some of their latest products, designed by the famous automobile design house Pininfarina. Following form Enzo Ferrari, the sports car world by the inspiration of the race - which was not produced.

The name comes from the 458 series with a 4500 cc engine V-8 formation is placed directly behind the chair. This machine has the power ratio with the largest cylinder engines than any other Ferrari.

Total of horsepower this car has a 562 power, power enough for two trucks tronton. However, this machine is more efficient than the Ferrari F430 replaced. Ferrari F430 "only" have the power of 483 horsepower.

Not clear how the price of the Ferrari that went on sale in 2010 itersebut. But the F430 is replaced, has a base price of U.S. $ 188 thousand (USD 1.8 billion).
Modified Auto Parts Photo Gallery 2010
15.43 | Author: viksi cycle
2010 Best Modification Modern Muscle Car
15.41 | Author: viksi cycle
Unlikely Vintage Racer 1962 Renault Caravelle
15.37 | Author: viksi cycle

So that Alpine A110 was a little too pricey, but you still have your heard set on a french 4-cylinder hung out behind the rear axle? Well maybe this 1962 Caravelle VARA race car is for you. Find it here on eBay in La Habra, California.We really like the look from the rear, with an interesting color scheme and a tasteful taillight design. At this point the car is so modified that we would consider chopping down the windscreen and deleting the forward rollcage hood to make for a cleaner aesthetic.We’re not sure if there are any early-60’s 3-lug performance wheels, but we’d like to see something swapped in for these steelies. The interior features a custom gauge layout, single racing seat, and metal coolant tubes running along the passenger floor to the forward radiator.The engine is a big valve 908 with a single 42 DCOE Weber carburetor. It has an remote oil cooler and drinks from a fuel cell mounted up front.We’re not sure how long it would take to master the handling of this Caravelle, but we’d love to see it attempted. This car will sell cheap and would be a conversation piece at the track, especially if some of the details were improved and the stance dialed in. It is quirky but we applaud the creativity and think it has good potential.
BMW M3 Cabrio extreme Modification
13.27 | Author: viksi cycle
UCI Import Car Show Modification
13.25 | Author: viksi cycle
car modification
13.23 | Author: viksi cycle
Extreme Car Show Modification
13.22 | Author: viksi cycle
Subaru Turbo Diesel
05.48 | Author: viksi cycle

I love diesel technology! Diesel is clean, cheap, powerful, and most of all efficient. Diesel fuel offers anywhere from 18 to 30 percent more energy than gasoline. While diesel's higher density results in higher greenhouse gas emissions per litre compared to gasoline, the 20–40% better fuel economy achieved by modern diesel-engined automobiles offsets the higher-per-litre emissions of greenhouse gases, and produces 10-20 percent less greenhouse gas emissions than comparable gasoline vehicles. I am super excited that subaru is bringing out a diesel boxer engine... why? Well its is going to running amazingly smooth, have tons of torque, and be great on fuel. The new fuel for the next 5 years (in North America) is going to be diesel. I am honestly angered that it took so long to bring diesel the North America, as everything in Europe has been running on diesel for years. Well... salute! I accept this age of diesel, lets continue to develop this technology where we can still have power, and fuel effiency.
a street legal car with a full interior
05.44 | Author: viksi cycle
Griggs Racing Mustangs had some of the fastest times at the Ultimate Track Car Challenge last month. The main car Griggs was showing off was the red 2008 GR40TT below, which was quick as hell despite the fact that it's a street legal car with a full interior, AC, stereo, etc. The fastest Griggs Mustang was a 1998 GR40, which had the third best time of the day with Ernesto Roco behind the wheel (sadly, this car got wrecked). A 2004 GR40 driven by Darrel Anderson placed fourth in Independent Varsity. John Griggs also produced some very respectable lap times in a 1998 GR40 Cobra convertible (you can see the official results at Grassroots Motorsports). And a newer black Shelby GT500 that had undergone the Griggs treatment was just kind of hanging out and looking good. I have a ton of pics after the jump.

Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.
Click the image to open in full size.